Punya fobia, tidaklah menyenangkan, kawan.
Diselimuti ketakutan. Dikelilingi rasa cemas yang berlebihan. Terbayang-bayang dengan sesuatu yang entah kenapa tampaknya sangat mengerikan.
Tetapi, banyak orang di luar sana yang tidak peduli dengan mereka yang menderita fobia. Orang di luar sana menganggap, masing-masing orang juga punya ketakutan tersendiri. Buat apa dilebih-lebihkan?
Ini bukan sesuatu yang berlebihan, hanya saja, kita semua perlu untuk saling sadar. Perlu untuk saling membantu.
Seperti waktu itu. Ada seorang teman ada yang fobia pada kucing. Di mana pun dia berada selalu waspada. Kalau di jalan dia melihat kucing, spontan berlari jauh.
Kucing liar mendekat saat dia berjalan bersama teman-teman. Tentu saja dia histeris ketakutan. Bukannya ditolong agar lebih tenang. Atau dibantu untuk tidak takut pada kucing, orang-orang di dekatnya malah melempar kucing liar itu ke arahnya. Saat dia makin ketakutan dan menunjukkan ekspresi menyedihkan, orang-orang di dekatnya merasa bahagia sambil mengolok-olok temanku ini.
Fobia bukanlah sebuah lelucon, kawan. Fobia bukanlah sebuah candaan yang patut untuk ditertawakan. Rasa takut yang mereka rasakan tidak bisa dikendalikan saat berhadapan dengan sesuatu yang dianggap mengerikan. Sesuatu yang berbentuk apa pun itu, warna, benda, tempat, rasa makanan, cuaca, bahkan fobia terhadap suatu kondisi juga ada.
Mungkin bagi kalian, mereka sangatlah lucu. Tetapi, bagi mereka, ingatan tentang sikap jahil yang kalian buat, hingga bertahun-tahun lamanya masih mereka ingat dengan jelas. Dan bisa saja dari kejadian itu membuat mereka makin terpuruk dalam ketakutan bila tidak diberi perlakuan khusus sesuai kebutuhan.
Dengan tidak menjadikan penderita fobia sebagai subjek candaan saja, rasanya sudah cukup. Atau kalian mau membantu menghilangkan ketakutan mereka? Pastinya ada orang terdekat kita yang fobia pada sesuatu, coba ingat-ingat, siapa dia? Tanyakan pada mereka, apa yang sebaiknya kita lakukan agar mereka bisa menghilangkan ketakutan walaupun secara perlahan.
Bukannya kita bisa menjadi teman yang baik?