Stop Dengarkan Kata Orang Lain Saat Meraih Mimpimu!
Kadang suka gemas sama diri sendiri. Masih saja merespon omongan orang yang tanpa sengaja bikin patah semangat. Omongan orang tentang persepsi mereka sendiri.
Katanya, kalau mau jadi desainer grafis profesional, harus punya komputer canggih dengan kekuatan super yang tahan banting. Juga perlu pakai pen mouse yang kualitasnya sangat bagus.
Katanya, kalau mau jadi penulis terkenal, wajib banget punya ruang kerja yang nyaman dengan fasilitas internet yang kencang. Kalau bisa punya laptop dengan kapasitas hardisk yang sangat besar. Laptop yang harganya setara dengan harga sepeda motor.
Katanya juga, kalau mau jadi pengusaha sukses harus punya banyak uang buat dijadikan modal. Kalau bukan keturunan pedagang dari kakek dan nenek buyut, kemungkinan berhasil jadi pengusaha sangat kecil.
Semua hal besar yang ingin kita capai, katanya harus diperjuangkan dengan nilai yang sebanding. Kalau memulainya dengan cara paling sederhana, hasil yang akan didapat bisa saja diperoleh dalam kurun waktu yang sangat lama dengan porsi yang sangat sedikit.
Kalau boleh bertanya, sebetulnya, ‘nilai’ yang dimaksud itu adalah ‘nilai berupa nominal dari alat bantu yang kita pakai’ atau ‘nilai dari upaya yang kita lakukan’ sih? Mana yang jauh lebih penting?
Apa seseorang yang melontarkan pernyataan itu benar-benar bisa menjamin? Misalkan kita punya alat bantu dengan nilai yang sangat tinggi, apa bisa menjamin hasil upaya kita jadi maksimal?
Misalkan seorang freelancer tiba-tiba beli komputer yang super canggih, apa setelahnya benar-benar bisa jadi desainer grafis profesional? Memangnya modal bisnis cukup dengan uang? Misalkan ada orang yang ayahnya pengusaha, punya banyak uang, apa bisa menjamin kalau anaknya bakal jadi pengusaha sukses juga dan jadi kaya raya?
Belum tentu juga. Beberapa orang semakin malas ketika punya fasilitas super lengkap yang sudah tersedia. Tetapi, beberapa lainnya semakin bersemangat untuk terus berjuang dalam kondisi yang serba terbatas dan terhimpit keadaan.
Jadi, mana yang lebih penting? Alat bantu yang bernilai tinggi? Nilai dari upaya yang dilakukan cukup tinggi? Atau keduanya yang dilakukan dengan nilai yang sama tinggi?
0 komentar