Momen Paling Seru: June 2020

Manusia memang makhluk hidup yang suka mengeluh.

Mau mengelak? Memang kapan kita tidak pernah mengeluh? Dapat masalah, mengeluh. Tertimpa musibah, mengeluh. Rezeki kurang, mengeluh. Hidup serpa pas-pasan, mengeluh. Punya teman nyinyir, juga mengeluh. Tapi kalau dipikirkan lagi, terus-menerus mengeluh nggak akan membuahkan hasil apa-apa. Apalagi kalau nggak ada solusinya.

Kalau masa remaja saya dulu, orang-orang mengeluh cuma kepada teman, saudara, orang tua, atau tetangga sebelah rumah. Berhubung sekarang sudah semakin banyak media, keluhan-keluhan tentang hidup juga semakin mudah diumbar di banyak media sosial.

Dari hasil pengamatan saya, ada beberapa cara kreatif yang bisa kita gunakan sebagai alternatif untuk mengeluh di media sosial dan nggak bikin orang ilfil. Tanpa berlama-lama, yuk kita bahas satu-persatu.

1. Jadikan sebuah cerpen atau puisi

Sedang ada masalah? Tulis permasalahannya. Gunakan sudut pandang orang ketiga. Mau menggunakan sudut pandang orang pertama juga nggak masalah sih, asalkan jangan sampai begitu tampak keluhannya.

Deskripsikan latar waktu dan tempat dengan cara yang unik. Jangan lupa, sisipkan pesan moral yang ingin disampaikan.

2. Ubah jadi sebuah quote atau kata bijak

Bila membuat cerpen dan puisi terlalu sulit, nggak ada salahnya coba dulu membuat quote atau kata bijak yang sederhana versi kamu. Bukan untuk terkesan bijak, tetapi kamu bisa menggunakan cara ini sebagai cara untuk menasihati diri sendiri.

3. Tulis dalam bentuk artikel di blog atau mikroblog di instagram

Sulit menulis dalam bentuk fiksi? Nggak apa, masih bisa menuliskan keluhanmu dalam bentuk artikel. Seperti tulisan yang kalian baca sekarang. Atau bisa juga dibuat dalam bentuk artikel lebih singkat (mikroblog di instagram). Sekarang sudah banyak yang membuat mikroblog di instagram. Kamu bisa sesuaikan topik apa yang akan kamu jadikan tema blog tersebut.

4. Jadikan sebagai musikalisasi puisi atau lirik lagu

Kalau dirasa terlalu biasa membuat puisi, coba baca puisi tersebut dan beri backsound berupa instrumen. Atau kamu bisa memainkan alat musik? Nggak ada salahnya kamu jadikan sebagai sebuah lagu.

Saya sudah mencoba membuat musikalisasi puisi. Silahkan cek di channel Youtube Momen Paling Seru.

5. Jadikan sebuah ilustrasi atau sketsa

Buat yang pandai menggambar dan nggak pandai bercerita, bisa juga kok kamu jadikan sebagai ilustrasi atau sketsa. Keluhan kamu, bisa dituangkan dengan bentuk gambar, pola, atau warna. Ada banyak aplikasi yang bisa kamu gunakan untuk membuat ilustrasi, baik di handphone maupun di laptop. Atau membuat sketsa di kertas? Boleh juga.

6. Visualisasikan dalam bentuk film pendek

Beberapa waktu terakhir ini saya menemukan daily vlog ala Korea dan Jepang yang cukup estetis. Vlognya terkesan seperti film pendek yang diberi teks berupa cerita sebagai pendukung.

Saya juga sedang mencoba membuat daily vlog seperti itu, agak sulit tetapi nggak begitu sulit. Ah, intinya meskipun nggak mudah dalam proses pembuatannya, tetapi rasanya cukup menyenangkan.

Mengeluh memang salah satu sifat manusia. Namun, jika keluhan kita bisa menjadi sebuah karya yang menjadi manfaat orang lain, itu akan lebih bagus daripada mengeluh yang mengurangi rasa syukur dalam hidup.

Selain bisa menjadi sebuah karya, dengan mengganti keluhan sebagai karya juga bisa membantu untuk melepas emosi buruk.

Coba deh. Aku sudah mencobanya dan ternyata hidup jadi terasa lebih bermakna. Semoga berhasil!

Sudah berusaha keras supaya terlepas dari instagram, pada akhirnya masih tergoda buat scrolling instagram sampai berujung lupa waktu. Sudah berusaha membatasi penggunaannya, pada akhirnya masih saja kebablasan sampai baper karena lihat post milik beberapa teman lama yang kelihatannya luar biasa.

Pernah mengalami kejadian seperti itu?

Kalau iya, kamu nggak sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang akhir-akhir ini kecanduan media sosial dan sulit untuk lepas meskipun sudah berusaha keras mencoba. Namun, itu bukan berarti bikin kita jadi skeptis dan beranggapan kalau terlepas dari kecanduan media sosial itu memang sulit. Kecanduan instagram bisa diatasi.

Di tahun 2019 yang lalu, saya sempat terjebak oleh instagram dan sulit terlepas dari bayang-bayang kehidupan dunia maya yang nyatanya nggak senyata itu. Kalau diingat-ingat lagi waktu itu, sulit juga buat lepas. Berjam-jam scroll di instagram, sampai bikin insecure. Namun, sekarang sudah berhasil menggunakan media sosial dengan baik. Alhamdulillah.

Kecanduan instagram itu sempat saya alami selama beberapa bulan lamanya di awal tahun 2019. Efeknya benar-benar luar biasa. Luar biasa mengerikan buat kesehatan fisik dan kesehatan mental saya.

Bagaimana tidak? Setiap kali lihat post atau story punya teman selalu saja muncul rasa cemburu, keinginan akan sesuatu menjadi lebih besar, kadang jadi suka membanding-bandingkan diri sendiri sama orang lain, dan berujung pada sikap kurang bersyukur terhadap pemberian Yang Maha Kuasa.

Tanpa berlama-lama, ayo kita bahas apa saja yang saya lakukan hingga pada akhirnya berhasil mengatasi kecanduan di instagram.

Pertama, menguatkan niat dan belajar bersyukur atas pemberian Allah SWT

Semua perubahan perlu dimulai dari kesadaran diri. Kesadaran diri dimulai dengan niat yang kuat dan tekat yang besar. Sadari bahwa setiap manusia terlahir ke bumi dengan kelebihan dan rezeki masing-masing.

Kedua, melakukan puasa media sosial

Tidak membuka media sosial selama beberapa minggu, ternyata punya efek yang cukup baik. Tidak terpengaruh oleh hal-hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan dan tidak perlu diperhatikan. Lebih fokus pada diri sendiri, sebab selama puasa media sosial, saya jadi kembali terbiasa melakukan aktifitas di dunia nyata tanpa gangguan dari notifikasi dari handphone.

Ini membuat saya jauh lebih tenang. Tetapi, waktu itu saya jadi agak sulit dihubungi oleh teman-teman. Alhasil, banyak teman yang bertanya, "Ainy kok tiba-tiba hilang dari medsos? Kemana? Sibuk ya?"

Iya, sibuk. Sibuk menghindari media sosial dan menenangkan diri. Hehe.

Ketiga, membatasi penggunaan media sosial

Saya tidak bisa memungkiri, memang sekarang ini zamannya media sosial. Entah menulis, promosi bisnis, atau mengajarkan sebuah materi pun bisa menggunakan media sosial. Karena itu, saya memutuskan untuk kembali aktif di dunia maya. Namun, ada syarat yang harus saya patuhi, tidak boleh terlalu lama tenggelam di media sosial.

Sebelumnya bisa sampai setengah jam lebih bermain instagram, sekarang hanya boleh aktif di instagram untuk keperluan tertentu. Misalkan menghubungi teman, upload post, membuat storygram untuk kepentingan promosi, atau mencari inspirasi yang hanya bisa ditemukan di instagram.

Supaya tidak melewati batas, biasanya saya menerapkan aturan menit. Bila lewat dari 5-10 menit, saya harus segera keluar dari instagram dan tidak membukanya sampai waktu tertentu. Awalnya memang sulit, tetapi lama kelamaan jadi terbiasa.

Kamu juga bisa menggunakan alat bantu alarm pada handphone. Misalkan di setting 10 menit boleh bermain instagram. Saat alarm bunyi, kamu harus kembali melakukan kegiatan dan menutup instagram-mu. Ini juga bisa dijadikan sebagai latihan kedisiplinan loh.

Keempat, sebelum mengaktifkan media sosial, tanyakan keperluan pada diri sendiri

"Aku mau aktifkan instagram untuk apa?"

"Mau lihat twitter cari apa?"

"Ke youtube cari informasi apa?"

Harus jelas tujuannya apa dan nggak boleh melenceng dari tujuan awal. Tegas pada diri sendiri juga penting. Ini yang membantu saya jadi bisa mengontrol keinginan untuk berlama-lama di instagram. Apalagi kalau lihat storygram milik teman dan rasanya sudah terlalu lama. Harus segera disudahi dan jauh-jauh dari handphone.

Kelima, dari penikmat menjadi pembuat

Kita pasti tahu, setiap hari pengguna media sosial semakin bertambah. Memang apa keuntungan kita kalau terus-menerus menikmati post teman atau mengikuti akun gosip semata?

Maka dari itu, di pertengahan tahun 2019, saya memutuskan untuk mengikuti kelas menulis secara online yang diadakan oleh salah satu penulis yang memang karyanya sesuai dengan jenis tulisan yang saya minati. Inspiratif, pengembangan diri, Islami. Dan salah satu alasan kenapa saya berani ikut adalah di kelas tersebut diajarkan bagaimana cara produktif di instagram.

Alhasil, saya memberanikan diri untuk membagikan tulisan-tulisan di instagram. Selama ini cuma berani menulis di buku harian. Ternyata, saat kita memahami sesuatu dan membagikannya pada orang lain di media sosial, yang namanya kecanduan scrolling instagram sama sekali nggak bisa dilakukan.

Ya, karena sadar kalau ternyata scrolling instagram dan media sosial lainnya terlalu buang-buang waktu. He he he.

Instagram @momenpalingseru

Silahkan mampir ke instagram-ku bila kamu berkenan. Belum ahli dan masih banyak karya yang harus diperbaiki. Tetapi, berhasil mengatasi kecanduan dan jadi produktif adalah sebuah kebanggaan tersendiri buat saya.

Kalau saya bisa, kamu pun pasti bisa mengatasi kecanduan instagram dan media sosial lainnya. Semoga berhasil ya.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bersyukur pada Sang Pencipta. Salah satunya adalah dengan berkarya. Berkarya untuk membantu banyak orang. Berkarya untuk menebar kebaikan.

Kenapa harus dengan berkarya?

Aku yakin, tidak semua orang bisa berbagi menggunakan harta, menggunakan tenaga, atau menggunakan waktunya. Aku juga yakin, setiap orang di dunia ini, setidaknya menguasai satu bidang tertentu. Dan aku yakin, setiap orang punya pengalaman tertentu tentang bidang yang dikuasainya. Yang sepertinya akan berguna bila dibagikan pada orang lain.

Tidak peduli sesederhana apa pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki juga yang dibagikan tersebut. Bila orang lain sedang sangat membutuhkan, yang sederhana itu bisa bernilai sangat berharga. Entah karya sederhana tentang tips menata lemari baju, cara menata taman, cara menggunakan bedak yang tepat, tips membaca cepat tetapi informasi tetap terserap dengan baik, cara memasak yang mudah juga enak, atau menjadi karyawan yang profesional. Semua itu terkesan sederhana, tetapi menjadi berharga saat orang lain membutuhkan informasi tersebut.

Kamu tahu kan? Karya itu lebih dari segala-galanya. Sebab, modal utama untuk membuat karya tersebut berasal dari Sang Pencipta secara langsung. Coba kita pikirkan, kalau kita tidak dititipi kemampuan untuk menguasai satu bidang tertentu, tidak diberikan ide untuk membuat karya, apa bisa kita berkarya?

Semua ini hanya titipan, kawan. Salah satu cara bersyukur akan titipan tersebut adalah dengan membagikan karya kita berupa pengetahuan dan informasi pada orang lain.

Takut jelek, tidak menarik, tidak bermanfaat, nanti tidak ada yang menerima. Itu ketakutan yang wajar dialami oleh orang-orang yang baru saja memulai berkarya. Tenang, semua butuh proses. Jelek di awal tidak masalah, seiring berjalannya waktu karya-karya yang sudah dibuat pasti akan bagus dan menarik. Yang terpenting adalah manfaat dari karya itu sampai pada penikmatnya.

Lalu, apa untungnya bagi kita yang membuat karya? Bila pngalaman dan pengetahuan yang sederhana itu diniatkan untuk sedekah, Insya Allah akan bernilai menjadi pahala. Selain itu, semakin banyak ilmu yang kita tebarkan pada orang lain, akan membuat kita semakin merasa kekurangan ilmu. Kita, orang yang berkarya, akan terus berusaha belajar demi perkembangan karya kita.

Jangan takut miskin karena kita berkarya dengan cara berbagi pengetahuan pada orang lain. Sebab, semakin banyak yang kita beri, semakin banyak pula yang akan kembali pada kita.

Walaupun sesederhana itu, ternyata berkarya punya manfaat yang cukup besar kan?

Jadi, kapan mau mulai berkarya?

Coba lihat karya-karya aku lainnya di instagram momen paling seru.

Banyak orang yang mengatakan bila waktu yang dimilikinya sangat berharga. Setiap waktu yang dimiliki, harus digunakan dengan baik. Namun sayangnya, masih banyak dari kita yang beranggapan waktu sangat berharga tetapi belum bisa menghargai waktu dengan baik.

Memangnya bagaimana caranya menghargai waktu yang baik? Yuk kita bahas satu persatu.

Menyadari Bahwa Waktu yang Dimiliki Semua Orang Terbatas

Kita tidak hidup di bumi ini selamanya. Jika waktu kita di dunia ini sudah habis, apa lagi yang bisa kita lakukan?

Sebelum hal itu terjadi dan sebelum menyesal di kemudian hari, ada baiknya kita menggunakan waktu sebaik mungkin. Dengan menyadari waktu yang kita punya ini sangat terbatas, sesungguhnya sudah cukup membuat kita tergerak untuk belajar menghargai waktu.

Waktu yang Sudah Berlalu Tidak Bisa Kembali

Saat ini, bila kita memikirkan satu hal yang sempat terjadi dan menimbulkan rasa sesal, itu tandanya di masa lalu kita pernah berbuat kesalahan yang belum dimaafkan oleh diri sendiri. Sedangkan waktu yang kita punya tidak bisa ditarik mundur untuk diulangi.

Berkaca dari kejadian itu, kita perlu menggunakan waktu sebaik mungkin. Masa sekarang digunakan sebaik mungkin agar di masa depan tidak timbul rasa sesal.

Belajar Lebih Rajin dan Bersemangat

Sikap rajin membuat kita bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Hindari sikap bermalas-malasan dan menunda-nunda. Inilah yang akan menghambat kita untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.

Jika lelah istirahat sebentar tidak masalah. Memaksa menyelesaikan semua hal dalam satu waktu pun tidak baik. Namun, menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang sangat dekat dengan waktu tenggat pun bukanlah sikap yang baik.

Gunakan Skala Prioritas

Menyusun skala prioritas juga penting. Ini bisa membantu kita menyelesaikan pekerjaan agar tidak bingung mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa dikerjakan nanti. Belajar mengerjakan hal-hal yang paling penting dan mendesak terlebih adalah salah satu cara untuk menghargai waktu.

Cara menghargai waktu diri sendiri sebenarnya sangatlah mudah. Semua orang bisa menghargai waktu diri sendiri bila memiliki kesadaran diri. Semua orang berhak memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Hanya saja, ada banyak hal yang membuat sulit untuk memulai. Salah satunya adalah pikiran negatif dari diri sendiri.

Saya juga menulis manfaat dari menghargai diri sendiri. Kalian bisa baca di link ini.

Jadi, kapan mau belajar untuk menghargai waktu diri sendiri?

Waktu kita sangat terbatas. Satu hari sebanyak 24 jam. Satu minggu sebanyak 7 hari. Umur kita? Tidak ada yang tahu berapa banyak jatah usia kita di bumi ini.

Namun sayangnya, masih banyak orang yang masih belum bisa menghargai waktu. Baik waktu yang dimiliki oleh diri sendiri maupun waktu milik orang lain. Nyatanya, waktu kita semua sama-sama terbatas dan masing-masing dari kita perlu memanfaatkan waktu itu dengan baik.

Tanpa disadari, kita menjadi orang yang tidak pandai menghargai waktu. Semena-mena pada waktu yang kita punya. Bermalas-malasan. Menunda-nunda. Tidak tepat waktu ketika melakukan pertemuan. Padahal kalau kita bisa menghargai waktu diri sendiri dan orang lain, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan.

Apa saja manfaat yang didapat dari sikap menghargai waktu diri sendiri dan orang lain? Yuk simak beberapa manfaatnya yang berhasil saya rangkum.

1. Pekerjaan Tidak Menumpuk

Ketika kita mampu menghargai waktu dengan baik, maka semua pekerjaan dapat diselesaikan secara tepat waktu. Tidak ditunda-tunda atau dikerjakan saat mendekati deadline. Jika memiliki ide, segera dicatat dan dieksekusi untuk diwujudkan, tidak menunggu nanti, besok, atau pun lusa. Sehingga, satu persatu, pekerjaan akan segera terselesaikan. Ingat, mencicil pekerjaan jauh-jauh hari sebelum waktu deadline, akan jauh lebih menyenangkan kan daripada mendekati deadline?

2. Lebih Pandai Mengatur Waktu

Mengatur waktu adalah salah satu keahlian yang belum tentu semua orang bisa menguasainya. Dengan cara menghargai waktu, kita jadi sadar bahwa waktu tidak akan bisa dikembalikan. Sehingga kita bisa memaksimalkan penggunaan waktu untuk menyelesaikan banyak tugas yang memang harus dikerjakan.

3. Lebih Mudah Menghargai Orang lain

Jika kita sudah pandai menghargai waktu diri sendiri, maka untuk menghargai waktu orang lain pun akan terasa mudah. Tanpa sadar, diri sendiri bisa menjadi lebih mudah untuk menghargai orang lain dalam segala hal.

4. Mungurangi Stress dan Overthinking

Tentu saja, saat kita sudah bisa menghargai waktu, satu persatu pekerjaan terselesaikan dengan baik. Stress dan overthinking biasanya muncul dan terasa saat pekerjaan atau tugas yang menumpuk sangat banyak. Lalu saat mendekati waktu tenggat, kita mulai kebingungan harus menyelesaikan yang mana terlebih dahulu.

Bila kita pandai menghargai waktu, maka stress dan overthinking bisa diminimalkan karena proses menyelesaikan pekerjaan atau tugas bisa dikerjakan dengan santai dan tidak terburu-buru.

mengurangi stres dan overthinking membuat bahagia

5. Memiliki Banyak Waktu Luang untuk Diri Sendiri

Pekerjaan tidak menumpuk, sehingga banyak waktu luang yang bisa kita punya. Waktu luang ini bisa kita gunakan untuk me time atau pun melakukan kegiatan-kegiatan untuk menyenangkan diri sendiri seperti mencoba resep masakan baru, berkebun, membaca novel, menyulam, atau melakukan kegiatan lainnya yang menyenangkan.

Menghargai waktu diri sendiri bisa membuat kita lebih memahami makna kehidupan. Hidup ini singkat, apa bermanfaat kalau digunakan untuk melewatkan waktu yang kita punya begitu saja?

Jadi, mulai kapan mau belajar menghargai waktu diri sendiri?

1. Jadikan sebuah cerpen atau puisi

2. Ubah jadi sebuah quote atau kata bijak

3. Tulis dalam bentuk artikel di blog atau mikroblog di instagram

4. Jadikan sebagai musikalisasi puisi atau lirik lagu

5. Jadikan sebuah ilustrasi atau sketsa

6. Visualisasikan dalam bentuk film pendek

Pertama, menguatkan niat dan belajar bersyukur atas pemberian Allah SWT

Kedua, melakukan puasa media sosial

Ketiga, membatasi penggunaan media sosial

Keempat, sebelum mengaktifkan media sosial, tanyakan keperluan pada diri sendiri

Kelima, dari penikmat menjadi pembuat

Menyadari Bahwa Waktu yang Dimiliki Semua Orang Terbatas

Waktu yang Sudah Berlalu Tidak Bisa Kembali

Belajar Lebih Rajin dan Bersemangat

Gunakan Skala Prioritas

1. Pekerjaan Tidak Menumpuk

2. Lebih Pandai Mengatur Waktu

3. Lebih Mudah Menghargai Orang lain

4. Mungurangi Stress dan Overthinking

5. Memiliki Banyak Waktu Luang untuk Diri Sendiri

HELLO, THERE!

LET’S BE FRIENDS

PROMO POST

MY INSTAGRAM

recent posts

Labels

Blog Archive

1. Jadikan sebuah cerpen atau puisi

2. Ubah jadi sebuah quote atau kata bijak

3. Tulis dalam bentuk artikel di blog atau mikroblog di instagram

4. Jadikan sebagai musikalisasi puisi atau lirik lagu

5. Jadikan sebuah ilustrasi atau sketsa

6. Visualisasikan dalam bentuk film pendek

Pertama, menguatkan niat dan belajar bersyukur atas pemberian Allah SWT

Kedua, melakukan puasa media sosial

Ketiga, membatasi penggunaan media sosial

Keempat, sebelum mengaktifkan media sosial, tanyakan keperluan pada diri sendiri

Kelima, dari penikmat menjadi pembuat

Menyadari Bahwa Waktu yang Dimiliki Semua Orang Terbatas

Waktu yang Sudah Berlalu Tidak Bisa Kembali

Belajar Lebih Rajin dan Bersemangat

Gunakan Skala Prioritas

1. Pekerjaan Tidak Menumpuk

2. Lebih Pandai Mengatur Waktu

3. Lebih Mudah Menghargai Orang lain

4. Mungurangi Stress dan Overthinking

5. Memiliki Banyak Waktu Luang untuk Diri Sendiri

HELLO, THERE!

LET’S BE FRIENDS

PROMO POST

Sedekah Tak Mesti Harus Uang

MY INSTAGRAM

recent posts

Labels

Blog Archive