Ketika Bimbang Saat Dihadapkan Untuk Mengakhiri atau Bertahan?
Tahun 2003, di dekat rumah, ada sebuah minimarket yang cukup terkenal. Satu-satunya minimarket yang menjual keperluan rumah yang cukup lengkap dengan harga terjangkau. Ibu biasanya mengajakku ke sana setiap satu bulan sekali.
Di sebelah rumahku juga ada sebuah toko kelontong sederhana. Tokonya sesak dengan sembako. Terlihat sangat penuh tetapi tetap tertata. Ibu sering memintaku untuk membeli minyak tanah ke toko itu.
Kedua toko itu sama-sama punya pelanggan setia. Sama-sama punya kelebihan tersendiri. Sama-sama punya daya tarik yang berbeda. Baik minimarket maupun toko kelontong sederhana, pengunjungnya keluar masuk secara bergantian.
Beberapa tahun kemudian. Minimarket yang berjaya pada masanya, harus berhenti beroperasi. Banyak pelanggan yang menyayangkan kejadian itu. Banyak yang bertanya-tanya alasan penutupannya. Ada juga yang mengkritik dan mencari-cari kekurangan dari pemilik minimarket.
“Kenapa tokonya tutup? Kan sayang bangunannya jadi menganggur. Coba dikontrakkan, pasti menghasilkan pendapatan, kan?”
Begitu pun dengan toko kelontong di dekat rumah, semakin sepi. Banyak orang memilih belanja di supermarket. Walaupun begitu, pemilik warung tetap berjualan sampai sekarang. Melihat kondisi itu, orang-orang di sekitarnya jadi banyak yang berkomentar.
Kenapa gak ditutup saja, mending nikmati masa tua? Kenapa gak tinggal di rumah anak pertamanya saja, kan bisa main sama cucu? Kan sayang tenaga dan modalnya kalo gak ada untung?
Rasa-rasanya, setiap gerak-gerik kita tidak pernah lepas dari koreksi dan komentar orang lain, ya? Seakan-akan merekalah yang paling benar. Padahal nyatanya, belum tentu demikian.
Keputusan untuk mengakhiri atau mempertahankan, biasanya melewati proses pertimbangan terlebih dahulu. Dalam proses pertimbangan, ada beberapa alasan mendasar dan keadaan yang mengharuskan untuk memilih salah satu.
Hidup kita memang penuh dengan pilihan. Dan di saat seperti itu, yang paling paham keadaan untuk mengakhiri atau mempertahankan adalah diri sendiri. “Apa alasanku harus mengakhiri? Dan kenapa aku harus bertahan?”
Iya. Apapun keputusannya. Mengakhiri atau tetap bertahan. Semua punya alasan yang mendasar. Coba baca keadaan diri sendiri untuk menentukan pilihan.
0 komentar